Tuesday 17 October 2017

Asumsi dasar realisme hukum forex


Perspektif realism berakar dari asumsi dasar tentam pesimisme dan skeptisisme terhadap sifat dasar manusia. Pesimisme dan skeptisisme tersebut terutama tentang peluang yang sanglante kecil dalam kemajuan politik internasional dan politik doméstica, yang kemudian dapat disebut sebagai asumsi kedua. Palavras-chave para esta foro, adalah bahwa, dunia ini sebenarnya, atlas negara-negara berdaulat yang saling terlibat konflik anarkis. Perang lah yang kemudiano menjadi penyelesaian dari konflik tersebut. Asumsi keempat adalah menjunjung tinggi keamanan nasal dan kelangsungan hidup negara (Jackson amp Sorensen 1999: 88). Sedangkan Gilpin (1986: 305) mengemukakan bahwa terdapat dua penekanan utama pada perspektif realis. Pertama, adanya pemaksaan politis yang didasari oleh egoísmo manusia. Kedua, yaitu, tidak, adanya, pemerintahan, internasional, yang, menyebabkan, anarki, sehingga, kemudian, membutuhkan, keungan, poder, keamanan. Dalam konteks ini, kaum realis menggunakan keamanan nasional dan kelangsungan hidup negara sebagai dasar normative penyebaran doktrin dan pengambilan kebijakan luar negerinya. Bagi kaum realis, negara (estado) adalah aktor utama dalam hubungan internasional, sekaligus menekankan pada hubungan antarnegara (relações interestaduais). Negara dalam konteks ini diasumsikan sebagai entitas yang bersifat tunggal (unitário) dan rasional. Maksudnya adalah bahwa dalam tataran negara, perbedaan pandangan politis telah diselesaikan hingga menghasilkan satu suara, sedangkan negara dianggap rasional karena mampu mengkalkulasikan bagaimana cara mencapai kepentingan agar mendapat hasil yang maksimal (Viotti amp Kauppi 1998: 55). Realismo dapat diktasifikasikan menjadi tiga, berdasarkan intensitas dan eksklusifitasnya dalam menjalankan komitmen terhadap nilai-nilai pokok realisme. Pertama, realismo radical yang hanya fokus pada poder dan kepentingan pribadi dalam politik internasional. Kedua, yaitu realisme yang kuat (forte realismo) yang menekankan pada dominasi poder. Kepentingan pribadi, dan konflik antar negara. Sedangkan ketiga, yaitu realisme lemah (realismo hedged) masih memperhitungkan aspek lain yang penting (poder selain poder de interesse) dalam politik internasional. Realismo Klasik, Realismo Neoklasik, Realismo Strategis, dan Neorealisme Realism klasik dikemukakan olem ilmuwan sokial politik seperti Thucydides, Niccolo Machiavelli, dan Thomas Hobbes. Thucydides melihat bahwa perang merupakan langkah rasional dan masuk akal untuk mencapai keamanan dan kelangsungan hidrom negara karena negara tidak memiliki pilihan lain selain politik kekuasaan yang harus mendha jalankan dalam kondisi yang anarkis. As informações seguintes não estão ainda disponíveis em Português. Para sua comodidade, disponibilizamos uma tradução automática: Sedankan asumsi dasar Machiavelli adalah bahwa nilai politik tertinggi adalah kebebasan nasional, yaitu kemerdekaan. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Dalam bukunya yang berjudul Leviathan (1651), Thomas Hobbes (1) manuscrito (1) manusia adalah sama, (2) manusia diarahkan oleh kompetisi, rasa ketidakpercayaan diri (2) manusia berinteraksi dalam lingkungan yang anarkis ), Dan kemuliaan (glória). Oleh karena itu kemudiano muncul konsep bellum omnium contra omnes. Atau guerra de todos contra todos. Semua manusia pada dasarnya berkompetisi demi kepentingannya sendiri. Secara singkat realism klasik a la Hobbes menekankan pada kekuatan politik dan hukum internasional. Akan tetapi, upaya untuk menyelesaikan masalah politik, terutama politik internasional, melalui aturan hukum atau kebijakan politik bersifat tidak permanen. Pemikiran Hobbes tersebut didasari oleh realitas dilema keamanan (dilema de segurança) yang terjadi saat pencapaian keamanan perseorangan dan domestick melalui penciptaan negara selalu disertai dengan ketidakstabilan keamanan nasional dan interrnasional yang berakar dari sistem anarki negara. Tidak jah berbeda dengan pandangan sebelumnya, realisme neoklasik Morgenthau mengasumsikan bahwa sifat dasar manusia adalah animus dominandi (manuscrito haus akan kekuasaan) dan mementingkan diri sendiri. Hans Morgenthau (1985: 4-17) mengeukakan asumsinya dalam enam prinsip realism politik, yaitu (1) politik berakar dari sifat dasar manusia yang mementingkan diri sendiri, (2) politik adalah wilayah tindakan otonom yang tidak dapat terlepas dari masalah ekonomi dan moral, (3) Politik internal adalah arena bagi konifik kepentingan-kepentingan negara, (4) etika hubungan internasional berbeda jauh dari moralitas pribadi, (5) tidak ada negara yang mampu memaksakan ideologia, dan (6) manusia terbatas dan tidak sempurna. Bagi kaum realisme klasik, perimbangan kekuatan (equilíbrio de poder) dianggap penting karena dapat mencegah adanya hegemônios yang dikhawatirkan akan menguasai dunia. Di samping itu, Thomas Schelling (1980-1996) mengemukakan ide realism strategis yang pada intinya fokus pada pembuatan kebijakan luar negeri. Realisme strategis versi Schelling ini muncul pada era nuklir, yang dalam praktiknya lebih menggunakan análise estratégica yang behavioral dibandingkan kerangka normatif realisme dalam hubungan internasional. Alat-alat dalam realism strategis adalah kecerdasan, ketegangan antar negar yang terlibat, dan keberanian untuk mengambil resiko. Era realism kontemporer yang dibawa oleh Direção de Fotografia de Schelling juga diikuti oleh Direção de Fotografia de Kenneth Waltz (1979) yang membawa konsep neorealisme. Bagi Waltz, fokus utama hubungan, internasional, bukan lagi, tertak pada aktornya, tetapi pada sistem di mana aktor-aktor tersebut berinteraksi. Fokus utama dalam neoréalisme adalah struktur sitem dan distribusi kekuatan relatif. Valsa lebih menganggap bahwa sistem bipolar lebih menjamin keterjaminan keamanan dunia dibandingkan dengan sistem multipolar. Sekali lagi, konsep perimbangan kekuatan menjadi fokus utama bagi konsep perdamaian dunia versi Valsa. Akan tetapi, Waltz tidak membrokan arah kebijakan praktis bagi penyelesaian konflik dunia. Hal ini sejalan dengan terbatasnya pilihan yang disebabkan oleh struktur internasional yang membatasi gerak para aktor yang terlibat di dalamnya. Bagi Valsa, negara yang berkekuatan besar adalá negara yang sejalan dan menganut sistem yang berlaku dalam skala internasional. Kritik terhadap Realismo dan Neo-realismo Jack Donnelley dalam tulisannya yang berjudul Realismo dalam buku Teorias de Relações Internacionais menyatakan bahwa realism bukan merupakan teori preskriptif, atau teori yang memberikan petunjuk. Selain itu, realisme juga teori yang fokusnya terlalu sempit. Jackson dan Sorensen, menambahkan, bahwa, realisme, gagal, menangkap, perluasan, politik, internasional. Seca umum saya setuju dengan pendapat ketiga ilmuwan tersebut. Penjelasannya, realismo, hanya, menjelaskan, masalah, politik, internasional, melalui, aspek, historis. Para o erudito hanya melihat berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi, seperti Thucydides yang mengangkat teori realismo klasik berdasarkan fakta persaingan estado pada masa Yunani kuno. Sedangkan ketidakmampuan realis dalam mempdiksikan apa yang akan terjadi dalam politik internasional semakin nyata terlihat manakala tidak dapat menjelaskan dan menangkap adanya aktor penting lain yang bukan negara. Misalnya saja empresa transnacional (TNC) dan Lembaga Swadaya Masyarakat atau ONG. Padahal pada saat ini ONGs dan TNCs memiliki peran penting dalam mempengaruhi aktor negara untuk memorando kebijakan sesuai dengan kepentingan mereka. Kurang terbukanya realismo terhadap perubahan konstelasi politik internasional ini menyebabkan kurang luwes nya teori realismo jika diterapkan pada kondisi dunia saat ini. Donnelly, Jack. Teorias das Relações Internacionais. Realismo (não mais detalhe da publicação está disponível) Jackson, Robert amp George Sorensen. 1999. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar Viotti, Paul R. amp. Mark V. Kauppi. 1998. Teoria das Relações Internacionais: Realismo, Pluralismo, Globalis e Além. MA: A Viacom CompanyPada Maret 2009, Pentágono melodrama bahwa terdapat kapal milik China yang mengganggu kapal pengawasan dari Navio Naval dos Estados Unidos (USNS) yang melintas di Laut China Selatan. Pada tanggal 26 de maio de 2017 muncul pertikaian antara kapal Vietnã dengan tiga kapal marinir patroli China karena pemotongan kabel kapal. Abril de 2017, Filipinas, Filipinas, yang, bernama, Gregorio del Pilar, bertikai, dengan, dua, kapal, pengawas, China, di kawasan Scarborough, yang diakui sebagai teritori kedua negara. Peristiwa-peristiwa yang terjadi tersebut merupakan bagian dari seiva peristar besar yang dikenal sebagai Konflik Laut China Selatan. China, Vietname, Filipinas, Malásia, Dan Brunei. China, Vietnã, Filipinas, Malásia, Brunei. Criado em Berlim, em 1992, a China foi criada pela primeira vez em 2006 e foi fundada em 1964 pelo presidente chinês Laut China Selatan sebagai wilayah teritorinya. Permasalahan pun muncul karena empat negara lainnya, yakni Vietnã, Philipina, Malásia, dan Brunei merasa bahwa wilayah yang diklaim oleh China merupakan teritori mereka juga. Permasalahan kemudian menjadi semakin parah karena O Laut China Selatan merupakan jalur perdagangan internasional yang strategis, sealingga negara di luar kawasan tersebut, seperti Amerika Serikat, memaliki kepentingan untuk menjaga keamanan de Laut China Selatan. Palavras-chave para este tópico bahut tailandês benturan kepentingan nasional dari negara-negara yang terlibat dalam Konflik Laut China Selatan. Pada dasarnya, benturan, kupentingan, merupakan, sesuatu, hal, yang, biasa, terjadi, dalam, sistem, internasional, anarkis. Sebab dalam sistem yang anarkis, tidak ada satu kekuatan besar yang dapat mengkoordinir sem aktor yang berinteraksi di dalamnya. Ilmu Hubungan Internasional selalu berusaha untuk memahami situasi tersebut melalui teori-teorinya. Salah satu teori pálido awal yang digunakan sarjana Hubungan Internazionale ungüento menjelaskan dan memberikan solusi bagi situação seperti yang terjadi dalam Konflik Laut China Selatan adalah Teori Liberalisme. Tulisan inu merupakan tulisan escrivaninha yang akan menjelaskan bagaimana Liberalism memandang konflik Laut China Selatan. Untuk melakukannya, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu asumsi dasar dari teori Liberalismo terhadap situa-se de acordo com a tradição interna. Seteah itu, penulis akan Menjelaskan Mengenai Konflik Laut China Selatan tersebut menggunakan asumsi dasar teori Liberalisme. Asumsi Dasar Liberalisme liberalismo menyadari bahwa sistem internasional dimana negara-negara saling berinteraksi merupakan sebuah sistema yang anarkis. Namun, liberalismo tidak mau menerima keadaan itu begitu saja. Mereka percaya, bahwa harus ada usaha yang dilakukan untuk membuat dunia menjadi lebih tidak anarkis. Hal ini penting karena mêka beranggapan bahwa dunia yang tidak anarkis akan memungkinkan adanya kerjasama de antara negara-negara. Kerjasama penting karena maitka percaya bahwa hanya melalui kerjasamalah semua pihak akan merenga mendapat manfaat yang maksimal. Selain itu, kerjasama di antara, negara, sangatlah, relevan, dengan, nilai-nilai, kemanusiaan. Oleh sebab itu, perang baga mereka bukanlah sebuah opsi karena hanya membro keitungan bagi salah satu pihak dan mendegradasi nilai-nilai kemanusiaan. Dalam memandang negara, Liberalisme, memiliki, asumsi, bahwa, setiap, negara, pada dasarnya, adalah baik. Palavras-chave para esta foro negara pada dasarnya memiliki keinginan untuk hidup dengan damai dan tenteram bersama negara-negara lainnya. Kendati demikian, negara tetap tidak dapat mewujudkan keinginannya karena adanya rasa tidak percaya terhadap negara lainnya, sehingga sering terjadi konflik de antara negara karena kesalahpahaman. Dengan berlandaskan pada asumsi tersebut, Liberalisme berargumen bahwa solusi untuk mengurangi keanarkisan dunia adala dengan meningkatkan rasa saling percaya di antara negara. Untuk meningkatkan rasa saling percaya, liberalismo percaya bahwa dibutuhkan suatu institusi yang bersifat legal formal, namun tidak mengikat anggotanya yang mana merupakan negara. Institusi tersebut harus mampu menciptakan sebuah hukum yang pembuatanya dilandasi oleh kepentingan dan pandangan seluruh anggotanya. Dengan begitu, negara-negara, akan, mematuhi, hukum, yang, desenho, dengan sukarela. Ide inilah yang kemudian membuat organizador internasional yang bernama LBB dan PBB. Pada prakteknya, Liberalismo organizador organizacional internacional sebagai aktor yang paling penting dalam sistem internasional. A seguinte informação não está disponível atualmente em Português. Para sua conveniência, nós a traduzimos automaticamente Hal ini thirdmin dari bagaimana merva percaya organisasi internasional dapat menjadi sarana untuk melakukan komunikasi di antara negara-negara sehingga rasa saling percaya dapat tumbuh. Selain itu, mereka juga percaya bahwa hukum internasional yang dibuat oleh organizasi internasional dapat dijadikan landasan utama seandainya terjadi suatu konflik de antara negara-negara yang bertikai. (1) Penekanan pada kerjasama antarnegara (2) Pandangan positif terhadap sifat alamiah negara (3) Kepercayaan penuh terhadap fungsi dari organisasi dan hukum internasional. China, Vietnã, Filipinas, Malásia, Dan Brunei. China, Vietnã, Filipinas, Malásia, Brunei do Dan. Benturan kepentingan terjadi karena adanya sumber daya yang melimpah di área Laut China Selatan dan fakta bahwa área terse mas merupakan jalur perdagangan internasional yang strategis. Liberalisme tidak akan mengelak bahwa terjadinya benturan kepentingan dalam situasi seperti itu adalah sesuatu yang wajar jika terjadi. Namun, Liberalisme tidak akan dapat mentolerir aksi China yang kemudiano menggunakan kekuatan militer untuk mengatasi benturan kepentingan tersebut. Secara normatif, Liberalisme akan mengatakan bahwa China seharusnya mengedepankan diálogo dengan empat negara lain yang juga mengklaim wilayá Laut China Selatan. Dengan adanya dialog, Liberalisme percaia bahwa gerbang menuju kerjasama yang menguntungkan semua pihak akan terbuka. Terhadap empat negara selain China, Liberalisme akan menekankan bahwa China Tidak memiliki niat jahat dalam hali klaim-nya terhadap Laut China Selatan. Liberalisme akan berpendapat bahwa klaim China terhadap Laut China Selatan terjadi karena adanya kesalahpahaman dari China yang tidak menyadari bahwa telah ada sebuah hukum internasional yang mengatur batas-batas dari wilayah lautan sebuah negara secara tegas. Menghadapi China yang seperti itu, liberalismo akan menekankan bahwa tidak seharusnya philipina, vietnã, malásia, dan brunei menjadi berprasangka buruk dan kemudian ikut menggunakan kekerasan. Sebaliknya mereka harus memes proses dialog dengan China seyal kasalahpahaman yang telah terjadi. Oleh sebab itu, usak Indonésia yang berusaha untuk mempersatukan Filipinas, Vietnã, Brunei, dan Malásia por bawah ASEAN ágar dapat melakukan proses diálogo dengan China akan sangat didukung oleh Liberalisme. Sebagai solusi konkret, Liberalism akan menyarankan negara-negara yang berkonflik untuk membawa kasusnya ke Sidang Majelis Umum PBB ágar seluruh dunia dapat memberikan pendapatnya terkait konflik tersebut. Kemudian, untuk membuat sebuah keputusan, yang mengikat, maka negara-negara tersebut harus membawa kasusnya ke Mahkamah Internasional, khususnya Mahkamah Internasional Kelautan, agar Konflik Laut China Selatan dapat diselaikan melalui jalur hukum. Dalam hal ini, Convenção das Nações Unidas sobre o Direito do Mar (UNCLOS), yang mengatur mengenai pembagian batas tegas wilayah teritori kelautan negara, dipandang Liberalisme sebagai instrumen yang paling objecktif untuk menyelesaikan Konflik Laut China Selatan. Melalui penilaian UNCLOS de hasil persidangan, maka akan ditemukan sebuah keputusan mengikat yang akan membro keuntungan bagi semua pihak. Oleh sebab itu, Liberalism akan sangat mendukung usaha Philipina yang bertekad untuk membawa Konflik Laut China Selatan ke Mahkamah Internasional Ágora Ágora Ágora melódica UNCLOS. Dari pemaparan di atas dapat ditemukan tiga argumen utama yang akan diajukan Liberalisme terkait Konflik Laut China Selatan: (1) Mengedepankan dialog untuk menyelesaikan kesalahpahaman (3) negara-negara yang berkonflik harus membau kasus tersebut ke tingkat pbb agar dapat dite ditemukan satu keputusan yang menguntungkan semua pihak. Dala Dicionário de Palavras-chave para este tópico yang dimiliki oleh Liberalismo untuk menjelaskan Konflik Laut China Selatan, dapat disimpulkan bahwa Liberalisme adalah sebuah pemikiran yang sangat bertentangan dengan logika umum kebanyakan orang. Hal ini ditunjukkan dari bagaimana masquerade masih mengharapkan China untuk tidak menggunakan kekerasan kendatipun mereka memang kuat secar militer atau dari bagaimana mereka bersikeras mengatakan bahwa China tidak memiliki maksud jahat kendatipun mereka jelas-jelas melakukan kekerasan. Melalui kesimpulan ini, bukan berarti bahwa Liberalismo adalah sebuah pemikiran yang berusaha lari dari kenyataan atau utopias menurut teori Realisme. Namun, Liberalisme adalah sebuah pemikiran yang berusaha untuk mengubah status quo ke arah yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini ditunjukkan dari bagaimana merka pemikiran mereka berusaha untuk membuat dunia menjadi lebih tidak anarkis, dimana negara-negara dapat menyelesaikan segala sesuatunya melalui kerjasama atau hukum. Ide dan asumsi dasar kaum realis: Pandangan pesimis atas sifat manusia Keyakinan bahwa hubungan internasional pada dasarnya konfliktual dan bahwa konflik internasional pada akhirnya diselesaikan melalui perang Menjunjung tinggi Nilai-Nilai Keamanan Nasional dan kelangsungan Hidup Negara Skeptisisme dasar bahwa terdapat Kemajuan dalam politik seperti internasional yang terjadi dalam kehidupan politik doméstica Dalam pemikiran kaum realis, manusia dicirikan sebagai makhluk yang selalu CEMAS akan keselamatan dirinya dalam Hubungan persaingannya dengan yang lain. Mereka yakin bahwa, tujuan kekuasaan, ala-katya al-katya, dan penggunaan kekuasaan, merupakan perhatian utama aktivitas politik. Dengan demikian politik internasional digambarkan sebagai 8211 yang paling utama politik kekuasaan política de poder). Dasar normativo realismo adalah keamanan nasional dan kelangsungan hidup negara. Negara adalah ator utama dalam politik dunia. Semua aktor lain dalam politik dunia indivíduo-indivíduo, organização internacional, LSM, dst kurang penting atau tidak penting. Ini terpenting kebijakan luar negeri adalah untuk mmbentuk dan mempertahankan kepentingan negara dalam politik dunia. Dengan demikian. Negara, dipanda, sebagai, pelindung, wilayahnya, penduduknya, dan, cara, hidupnya, yang, khas, berharga. Masyarakat dan moralitas manusia dibatasi pada negara dan tidak meluas pada hubungan internasional. Teori kaum realis HI dianggap válido bukan hanya pada waktu terttuu saja tetapi sepanjang waktu, sebab fakta dasr politik dunia terdahulu tidak pernah berubah. Hal itu berarti bahwa tidak aka nada perubahan progressif. Ada perbedaan penting dalam teori kaum realis A imagem pode ser adicionada em nosso site. Realisme klasik merupakan pendekatan normatif dan memfokuskan pada nilai-nilai dasar politik dari kehamanan nasional dan kelangsungan hidup Negara. Sedangkan realism kontemporer, merupakan, pendekatan, ilmiah dan, memfokuskan, pada, struktur, atau, sistema, internasional. (1) sejarawan Yunani Kuno, Thucydides (2) teoritisi politik Itália Massa Renais, Niccolo Maquiavel, dan (3) filsuf hokum dan politik Ingredientes abad ke-17, Thomas Hobbes. Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalá binatang politik. Thucydides mengatakan sebenarnya binatang politik sangatlah berbeda dalam kekuatan dan kapabilitasnya untuk mendominasi yang lain dan mempertahankan dirinya sendiri. Bentuk tertentu dari realismo Thucydides adalah karakter alamiahnya. Semua negara baik besar maupun kecil, harus, mampu, beradaptasi, terhadap, keadaan, alamiah, nya, berdasarkan, realitas, kekuatan, yang, berbeda, dan, juga, harus, mampu, mengatur, dirinya, sendiri, sesuai, keadaan, alamiahnya, tersebut. Thucydides menekankan pilihan-pilihan terbatas dan ruang manobra yang terbatas yang tersedia bagi warga negara dalam menjalankan tugas luar negeri. Menurut Machiavelli, Nilai politik tertinggi adalah kebebasan nasional yaitu kemerdekaan. Tanggung jawab utama pengusaha adalá selalu berupaya mencari keunggulan dan mempertahankan kepentingan negaranya dan menjamin kelangsungan hidupnya. Para negarawan atau negarawati harus menjadi singa sekaligus rubá adalá inti dari teori realis Maquiavel. Teori realis Oi utamanya merupakan teori kelangsungan hidup negara. Hobbes dan Dilema keamanan keadaan alami merupakan lingkungan manusia yang sangat tidak bersahabat dimana terdapat keadaan perang setiap manusia terhadap setiap manusia. Pria dan wanita ironisnya bekerja sama secar politik disebabkan oleh katakutan mereka akan dilukai atau dibunuh oleh tetangganya. Mereka pada dasarnya didorong untuk membentuk negara berdaulat bukan oleh rasionya (intelegensi), tetapi oleh keinginannya (emosi). Pencapaian keamanan pessoal keamanan domestick melalui penciptaan negara selalu disertai oleh kondisi ketidakamanan nasional dan internasional yang berakar dalam anarki sistem negara. Anarki internasional berdasarkan pada negara beridaulat merupakan sistema kebebasan bagi kelompok. Inti terpenting tentação keadaan alami internasional adalá bahwa hal itu merupakan kondisi dari perang aktual atau potensial tidak aka nada perdamaian yang permanence atau terjamin diantara negara-negara berdaulat. Realisme Neoklasik Morgenthau Morgenthau berbícara animus dominandi, manusia haus akan kekuasaan. Jika masyarakat ingin memperoleh wilayah politik yang bebas dari intervensi atau kendali pihak asing. Mereka harus mengerahkan kekuatan merk dan menyebarkan kekuatannya untuk tujuan tersebut. Bagi Morgenthau inti kenegaraan adala pengetahuan yang jelas bahwa etika politik dan etika pribadi itu tidak sama, bahwa yang pertama tidak dapat dan seharusnya tidak dikurangi dari yang terakhir, dan bahwa kunci menuju kenegaraan yang efektif dan bertanggung jawab adalah mengakui fakta politik kekuasaan ini dan belajar membuat Yang terbaik darinya. Schelling dan Realisme Estratégias Kaum realis klasik dan neoklasik analítica analítica analisis empiris HI. Kekuasaan dipahami, bukan, hanya, menjadi, fakta, kehidupan, politik, tetapi, juga, masala, tanggung, jawab, politik, dan, merupakan, konsep, yang, tidak, dapat, dipisahkan. Sejak 1950-um dan 1960-um, pendekatan-pendekatan baru kaum realis muncul, yang merupakan produk revolusi kaum comportamental dan upaya pencarian ilmu sosial positivis HI. Banyak kaum realis kontemporer membro da família analítica empiris tentang politik dunia. Namun, mereka tidak memberikan analisis normatif tentang politik dunia sebab analise modelo itu dipandang bersifat subjektif dan karenanya menjadi tidak ilmiah. Sikap terhadap estudar nilai-nilai dalam politik dunia tersebut menandai pembedaan mendasar antara kaum realis klasik dan neoklasik di satu sisi dan kaum realis estrategi kontemporer dan neoralis di sisi lain. Realismo estratégico intinya memfokuskan perhatian pada pembuatan keputusão kebijakan luar negeri. Schelling (1980-1996) berupaya menyediakan sarana-sarana analítica bagi pemikiran strategis. Ia memandang diplomasi kebijakan luar negeri, terutama negara-negara besar khususnya Amerika Serikat, sebagai aktivitas instrumental-rasional yang dapat lebih dalam dipahami dengan pemakaian suatu bentuk analisis logika yang disebut teoria dos jogos. Bagi Schelling, aktivitas kebijakan luar negeri secara teknis merupakan instrumental dan karenanya bebas dari pilihan moral. Tetapi Schelling tidak mendasarkan analisis instrumentalnya pada etika sipil atau politik seperti yang dilakukan Maquiavel. Hal itu menandakan perbedaan penting di antara realism klasik dan neoklasik, di satu sisi, realism strategis kontemporer dan neorealisme, di sisi lain. Salah satu hirauan realismo strategis adalah penggunaan angkatan bersenjata dalam kebijakan luar negeri. Kekerasan merupakan suatu metode membawa musuh ke dalam hubungan perundingan dan menjadikan musuh itu melakukan apa yang kita inginkan dia lakukan tanpa harus menolaknya yaitu penggunaan kekuatan yang kejam, yang biasanya jauh lebih sulit, sangr kurang efisien, dan jauh lebih berbahaya. Dengan demikian, realism strategis mensyaratkan nilai-nilai dan membawa implikasi-implikasi normatif. Ia tidak menguji atau mengeksplorasinya. Inti pokok dari cara berperilaku para pembuat kebijakan yang dianjurkan Schelling tidak dieksplorasi, diklarifikasi, atau bahkan ditegaskan. Ia menyediakan análise estratégica tetapi bukan teori normatif HI. Itu adalah karateristik dari kebanyakan ralismo kontemporer dalam HI. Ketatanegaraan Renaisan Machiavelli Bagi Machiavelli, ininja adalah kelangsungan hidromoderna perkembangan bangsa adalah tanggung jawab para pemimpin negara untuk mencapai kondisi politik yang diinginkan eang membutuhkan kebaikan publik (yaitu politik) dalam bagiannya. Kaum realis kontemporer sebagiano besar diam dan membatasi analisis mereka pada struktur dan proses politik karena kebanyakan mengabaikan tujuan-tujuan politik. Waltz dan Neorealisme Kenneth Waltz (1979) foi avaliado por utilizadores do Fórum da IMDb por Kenneth Waltz (1979). Misalnya, negara-negara, merdeka, hidromassagem, danmark, dalam sistem anarki internasional. Dalam pandangan Valsa, teoria HI-yang terbaik adalah teori kaum neorealis yang intinya memfokuskan pada struktur sistem, pada unit-unitnya yang berinteraksi, dan pada kesinambungan perubahan sistem. Dalam realismo klasik, yang menjadi fokus utama adalah para pemimpin negara dan penilaian subjektifnya tentang hubungan internasional. Sedangkan dalam neorealisme, yang menjadi fokus utama adalá struktur sistem, khususnya distribusi kekuatan relatif. Auscultadores que usam o pentagrama para colocar o sebab no fundo branco. Dengan kata lain, strukturlah yang memhasa mereka melakukan tindakan-tindakan. Menorous teori neorealisme Valsa, bentuk dasar hubungan internasional adalah struktur anarki yang tersebar di antara negara-negara. Setiap negara memiliki falso serupa dalam fungsi dasarnya, desarrumando adanya perbedaan budaya, ideologi, konstitusi, personal atau kapabilitas. Kesamaan pada setiap negara tersebut adala fungsi dasar untuk mengumpulkan pajak dan menjalankan kebijakan luar negeri. Negara-negara yang menentukan perubahan dalam struktur internasional adalá negara-negara berkekuatan besar. Perimbangan kekuatan di antara negara-negara dapat dicapai, tetapi perang selalu menjadi kemungkinan dalam sistem anarkis. Menurut Waltz, sistem bipolar yang terjadi pada masa perang dingin akan Lebih stabil Karena menyediakan jaminan perdamaian dan Keamanan yang Lebih baik dibandingkan sistem multipolar. Neorealisme Valsa Menyatakan bahwa tidak ada tempat bagi pembuat kebijakan luar negeri untuk bebas dari struktur sistem. Hal itu disebabkan mereka hanya memiliki sedikit, atau bahkan tidak memiliki pilihan, karena struktur internasional eang membatasi dimana mereka harus bergerak. Dalam gagasan neorealis Palavras-chave para esta foro Waltz terdapat pengakuan atas etika politik internacional yang sebenarnya identik dengan HI realis klasik. Contoh yang ada pada teori Valsa adalah konsep kedaulatan negara. Negara, yang, berdaulat, adalah, negara, yang, bebas, menentukan, bagaimana, menghadapi, masala, interna, eksternalnya. Mengenai kemerdekaan, Valsa berpendapat dalam bukunya. Masing-Masing negara secara terhadap formais sama yang deitado, tak ada yang memerintah, tak ada yang Perlu dipatuhi .. Pendapat-pendapat tersebut menunjukkan bahwa neorealisme diilhami dengan normatif Nilai-Nilai, yaitu Keamanan dan kelangsungan Hidup. Dengan demikian, kanji dan asumsi dasar yang ia gunakan, serra isu-isu internasional yang ia perhatikan adalah isu-isu normatif. T eori Estabilitas Kaum Neorealis Akhir Perang Dingin menjadi masa dimana massa depan teori-teori kaum realis diangkat menjadi sebuah permasalahan. John Mersheimer membahasa argumen valsa yang berfokus pada estabilizadores sistem bipolar dan memakai argument tersebut baik pada masa lalu maupun masa depan untuk mengkaji hubungan internasional. Waltz menyatakan bahwa sistema bipolar bersfat superior dari sistema multipolar karena menyediakan estabilitas internasional yang lebih besar serta perdamaian dan keamanan yang lebih besar pula. Tiga alasan dasar mengapa sistema bipolar Lebih stabil dan Damai, yaitu: Jumlah konflik negara-negara berkekuatan sedikit Lebih Besar, dan hal itu mengurangi kemungkinan perang negara-negara berkekuatan Besar. Lebih mudah menjalankan sistema penangkalan yang lebih efektif sebab lebih sedikit negara-negara berkekuatan besar yang terlibat. Hanya dua kekuatan yang mendominasi tersebut yang kesempatan salah perhitungan dan salah tindakannya leboh rendah. Mersheimer berpendapat bahwa Distribusi dan SIFAT kekuatan militernya sumber utama dari perang dan Damai dan mengatakan, spesifik secara, bahwa perdamaian panjang antara 1945 dan 1990 merupakan Hasil dari Tiga kondisi yang penting: sistem bipolar dari kekuatan militer di Eropa, persamaan rata-rata militer Antara Uni Soviético e americano Serikat, dan kenyataan bahwa kedua superpotência yang bersaing dilengkapi dengan persenjataan nuklir yang mengagumkan. Kesimpulannya, Mersheimer, menguakan bahwa, Perang, Dingin, antara, Amerika, Serikat, Uni, União Soviética, merupakan, usaha, mengubah, kawasan, yang, anarkis, menjadi, tempat, yang, damai. R ealisme Setelah Perang Dingin: Isu Perluasan OTAN Isu perluasan OTAN memunculkan dua pandangã berbeda mengenai hal tersebut. Satu pandangan, mendukung perluasan NATO dengan alasan perluasan NATO ke Eropa Timur akan mencegah Rusia untuk menjalankan revisionismo wilayah guna memperoleh Kembali wilayah yang lepas atau mengintimidasi negara-negara tetangganya. Sementara pendapat yang deitado menolak perluasan NATO dengan alasan: Tindakan itu menempatkan keraguan Todos Cronometram penyelesaian Pasca perang dingin Perluasan NATO akan menunjukkan garis pembagi yang baru dan dalam Antara negara-negara satelit BEKAS Uni yang Soviética berpindah masuk ke NATO Perluasan tersebut akan mengrangi kredibilitas aliansi pada Titik yang secara politis paling fundamental: janjinya untuk mempertahankan tanpa terkecuali setiap anggota dari suatu serangan Perluasan NATO ke dalam wilayah Eropa yang secara inheren sangat tidak stabil dan lebih sulit untuk dipertahankan mungkin menempatkan dalam bahaya komitmen Amerika Serikat dalam aliansi tersebut Kedua pandangan berbeda kaum realis diatas sama - sama memahami ketatanegaraan sebagai aktivitas yang menimbulkan penggunaan tanggung jawab dan kekuatan militer serta menilai adanya bahaya yang harus dihindari walau dalam bingkai pandangan yang berbeda. Dengan demikian, kedua pandangan tersebut, yang menggunakan sistem ketatanegaraan yang bertanggung jawab dan hati-hati, merupakan pandangan kaum realis klasik dan neoklasik, mengurangi peran neorealisme dalam HI. Dua Kritik Terhadap Realisme Dominasi realisme HI, terutama di Amerika Serikat pada abad ke-20 telah banyak mengkritik argumen dan asumsi dasarnya. Yang pertama adalah kritik masyarakat internasional. Masyarakat internasional menganggap realisme HI sebagai teori yang dimensinya terlalu sempit. Realisme juga dianggap telah gagal menangkap perluasan politik internasional yang merupakan dialog dari berbagai aliran dan perspektif yang berbeda. Sebaliknya, realisme klasik dan neoklasik dianggap memberikan sudut pandang penting dalam politik dunia. Mereka beranggapan bahwa ada tekanan dalam diri manusia yang mementingkan diri sendiri. Mereka juga sepakat bahwa teori internasional, dalam beberapa hal penting adalah teori keamanan dan kelangsungan hidup. Namun sekalipun mereka menggabungkan beberapa elemen realisme, tetapi mereka tidak percaya bahwa realisme mencakup seluruh aspek penting dalam hubungan internasional. Realisme mengabaikan keberadaan aktor-aktor non state seperti individu dan LSM. Menjawab kritik tersebut, kaum realis berpendapat bahwa realisme adalah perspektif terbaik dalam masa-masa sulit hubungan internasional, yaitu masa perang. Karena pada masa perang ada tuntutan untuk dapat membuat pilihan yang sulit. Pilihan akan realisme akan selalu dipilih selama masa krisis ketika pilihan-pilihan sulit harus dibuat. Yang kedua adalah kritik emansipatoris terhadap realisme. Menurut teori emansipatoris, hubungan internasional seharusnya berupaya menguasai dengan benar bagaimana laki-laki dan perempuan menjadi tahanan dari struktur internasional yang ada. Teoritisi HI seharusnya menunjukkan bagaimana mereka terbebas dari negara dan struktur politik yang ada. Tujuan teori ini adalah pembebasan dan pemenuhan segala keinginan manusia. Respon kaum realis terhadap kritikan ini adalah bahwa jutaan orang di dunia tetap memegang teguh negara sebagai bentuk organisasi politik pilihannya. Selain itu, keamanan juga juga didasarkan pada organisasi lain seperti keluarga atau golongan. Kaum realis menekankan sentralitas negara-negara berkekuatan besar dalam perpolitikan dunia. Hubungan negara-negara berkekuatan besar membentuk hubungan internasional yang akan mempengaruhi kebijakan luar negeri sebagian negara-negara lainnya. Memang tak ada alasan untuk meragukan bahwa warga dunia bergantung pada negara-negara tersebut. Prospek dan Program Penelitian Realisme adalah suatu teori, pertama tentang masalah keamanan negara berdaulat dalam anarki internasional, dan kedua tentang masalah ketertiban internasional. Dasar normatif realisme adalah kelangsungan hidup negara dan keamanan nasional. Satu-satunya perkembangan sejarah yang dapat membuatnya usang adalah transformasi kesejarahan dunia yang menimbulkan pengabaian terhadap negara berdaulat dan sistem negara anarkis. John Mearsheimer (1993) menyatakan bahwa neorealisme adalah teori umum yang berlaku pada situasi sejarah lainnya disamping Perang Dingin. Ia berpendapat bahwa neorealisme dapat digunakan untuk memprediksi jalannya sejarah internasional setelah Perang Dingin. Keterbatasan teori neorealis, khususnya mengenai analisis kerjasama dan integrasi di Eropa Barat setelah berakhirnya Perang Dingin. Dalam pandangan yang lebih skeptis, neorealisme (dan juga realisme strategis) nampaknya terkait erat dewngan lingkungan sejarah khusus konflik Timur/Barat: (1) sistem bipolar berdasarkan pada dua superpower yang berlawanan (AS dan US), yang masing-masing bertentangan satu sama lain dan siap mengadakan perang nuklir demi ideologinya dan (2) perkembangan senjata nuklir dan alat-alat untuk mengirimnya ke setiap titik sasaran di bumi. Permasalahan-permasalahan transnasional tersebut meninggalkan realisme neoklasik dengan program penelitian masa depan yang sangat menjanjikan. Kaum neorealis benar dalam menunjukkan resiko Perang Dingin baru, tetapi realisme klasiklah yang memfokuskan dalam menganalisis bagaimana pilihan-pilihan yang sulit dibuat oleh para pemimpin negara mungkin atau tidak mungkin menghasilkan Perang Dingin baru.

No comments:

Post a Comment